Senin, 26 Mei 2014

Puisi-puisi: Ridhafi Ashah Atalka



Hujan Dan Angin

Aku saksikan hujan dan angin bersekutu melahirkan dingin
Sementara aku dan engkau terlahir dari persetubuhan musim
Dari kekawin embun yang menetes dari daun
Dari kedua mata Ya’qub yang rabun

Aku saksikan hujan di matamu menggenang lalu turun pelan-pelan
Menjelma telaga dan hampir pula mampu menawarkan samudra
Dan angin aku saksikan masuk ke tubuhmu membawa seribu dingin
Seribu cuaca yang pancaroba lalu aku ingin sekali bertanya

Seandainya saja hujan dan angin tak pernah ada
Mungkin mata aba Yusuf tak akan buta
2014



Kepada Darwis Yang Berpusing

Harum anggurmu dari tanah Parsi kembali memabukkanku
Dan sajakmu yang dua seuntai itu
Memaksaku untuk selalu memburu dan diburu perahu-perahu

Aku sengaja mencipta keruh telaga dan samudra
Tempat diamnya batu-batu juga tempat berlayarnya biduk lapukku
Lalu aku dengar samar-samar bagaimana tarian ikan melahirkan kecipak air
Mungkin di sana anggurmu tumpah dan mengalir

Kini aku ingin berteduh di kedaimu
Menyeduh setetes saja dari sekian gelas penuh anggurmu
Dan mataku ingin melihat langsung tarian-tarian mabuk
Lalu memperbarui bidukku yang telah lapuk
2014


Kepada Pohon Yang Terus Tertawa
Tanggapan atas puisi Alunk S Tohangnya

Kepada pohon yang terus tertawa
Bergembiralah burung-burung yang membuat sarang di dahannya
Dan angin yang tidur di rimbun daun-daunnya bangun bergegaslah,
Tiupkan kehangatan pertama kedinginan yang sempurna

Bumi telah lama mengajari engkau dewasa
Mengajari engkau bagaimana pula harus tumbuh
Bagaimana setia dan senantiasa membuat teduh

Kepada Pohon yang terus tertawa
Rekahkanlah bunga-bungamu biarkan angin mengabarkannya padaku
Tentang harum tentang merdunya kicau burung
Juga tentang gemericik dari gesekan daun-daunmu itu

Kepada pohon yang terus tertawa
Bergembiralah sebelum datang senja usia
Sebelum tumbang datang tiba-tiba
2014


Ridhafi Ashah Atalka: lahir di Sumenep Madura, 21 September 1992. Kini tinggal di Yogyakarta, dan bergiat di Lesehan Sastra Kutub (LSKY) Yogyakarta.
Jln, Parangtritis KM 7,5 Cabean, Sewon Bantul, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar