Senin, 09 Juni 2014

Puisi-puisi: Cipta Arief Wibawa


Kehilangan di Pihak Kami

sebentar lagi kau akan mengerti bahwa
sepi tak hanya bertambah lewat puisi.
hari itu renyai hujan berhamburan dari langit
dan mata kami, mengalirkan jalan bagi
kesedihan untuk datang dan mengucapimu
selamat pulang.
seperti ini rasanya kehilangan?
kenapa mirip dengan saat mendapat
nilai nol ketika ujian?
sementara, orang-orang terus membilang
kebaikan, mengumpulkannya sebagai tabungan
untuk disimpan dalam tubuhmu yang kusam.
lantas, di pinggir pertemuan
masing-masing kita mulai mengukur langkah.
memastikan jarak harus setipis
tubuh dan tanah.

pertanyaannya,
telah berapa
banyak kenangan
dikurangkan
setelah airmata habis
kita bagikan?
2014


Melayang di Udara

dalam gerak lambat, pesawatmu melayang.
tidak tinggi benar, menyusuri seprai putih.
ada rahasia kecil, di balik kasur. liur membuih,
tampak sebagai danau di kejauhan.
di bandara orang-orang sepertiku diam.
tidur terentang dan memandangi awan.
ada langit biru yang terciprat merah.
serombongan hering berkisar, barangkali
di sana ada mangsa yang selama ini
mereka intai. bagimu kehidupan
adalah mereka. alasan hanya pelengkap,
atau mungkin kelebihan yang sedikit
memberi beda.
pelukis kesulitan menggambar, sementara
pematung hanya menukul dalam mimpinya.
sungguh agung. mereka seperti kaus kaki angin
yang siap bergerak sesuai kedatangan
musim. sedangkan sebelum hari ini kau
telah berpesan, tolong belikan tiket pulang.
dan aku mengangguk, membayangkan
di suatu ketika engkau akan lewat
dengan senyum mengembang,
persis seorang turis dalam sambutan
“selamat datang”
2014 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar