AUTUMN
autumn, musim gugur di wajahku
air jatuh ke tanah dadaku
kejantung kering dan perih bunyi namamu
seperti pertengkaran kita yang senyap
dalam perutku dalam seluruh tubuh
lidahku terbakar, autumn
tak henti-hentinya menggeletar
mulut teriak
melepas matahari
melepas daun-daun di taman
menarik-narik jantungku
badanku bukanlah bumi yang sabar
melepas badai di mana-mana
meremuk palka dan buritan
sampai sajakku terbalik
menangisi luka yang telah hancur, autumn
2010
RIWAYAT MATAHARI
aku bukan matahari yang disuratkan
untuk bersinar
kadang aku redup ditelan waktu
mencambuk setiap kemunculan
kadang kesemuanya bermula dari cahaya
yang di rahasiakan
di baliknya ada kesabaran, ada muara
ada keluasan matamu
kini aku terbaring
kesepian
semua ini kukekalkan pada matahari
2010
SERIBU MAWAR DIMATA SYIFA
Bergegaslah hempaskan segala denyut
rindu
Rahim kata-kata merambat di pelupuk matanya
Seribu mawar di mata syifa mengunci
segala denyut langit
Menasbihkan jelaga sunyi, merakit bulan
menanak sepi
Jika cinta hanya kobaran api disiram
pelupuk rindu
Mawar di mata syifa adalah puisi yang dititipkan hujan kepada bumi
Mengupas segala rahim kata-kata
2013
Muhammad Arfani Budiman, Bandung 6-januari 1989 kuliah dijurusan pendidikan Bahasa dan Sastra indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Bergiat di ASAS UPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar